KUTA, KOMPAS.com — Pascapemberitaan situs majalah Time yang berjudul "Holidays in Hell: Bali's Ongoing Woes", Pantai Kuta Bali terus menjadi sorotan, khususnya keberadaan sampah kiriman yang banyak dikeluhkan wisatawan. Sejak pagi tadi, sampah kiriman masih menjadi pemandangan para wisatawan yang tengah berlibur di Kuta.
Volume sampah kiriman hari ini masih tinggi dan mencapai ribuan kubik. Pengelola pantai sampai harus menurunkan dua alat berat untuk membantu pedagang dan anak pantai membersihkan sampah yang menumpuk disepanjang garis pantai. Tiupan angin barat mengakibatkan sampah kiriman semakin banyak dan tak terkendali dalam beberapa minggu ini.
Para pedagang dan anak pantai yang dituntut bekerja keras membersihkan sampah-sampah ini mengaku tak keberatan karena selama ini sudah biasa mereka lakukan. "Kita mau membersihkan sampah karena banyak bule yang mengeluh kok banyak sampah," kata salah seorang pedagang, Made Juniaga.
Kepedulian pedagang terhadap kebersihan Pantai Kuta juga berpengaruh pada usaha mereka. Jika kondisi pantai bersih, wisatawan akan semakin nyaman menghabiskan waktu di Kuta dan membawa angin segar bagi kelangsungan usaha mereka.
Sementara salah seorang anak pantai yang menyewakan papan selancar mengaku belum ada pengaruh yang signifikan terhadap pemberitaan majalah Time karena sampai saat ini masih banyak wisatawan yang berselancar di Pantai Kuta. "Kalau mau selancar, ya mereka selancar aja, enggak terpengaruh sama yang lain," kata Bobi, salah seorang anak pantai yang menyewakan papan selancar di Pantai Kuta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar